Pemilukada
merupakan ajang kompetisi dalam memilih kepala daerah dan wakil kepala
daerah secara langsung oleh penduduk
setempat yang memenuhi syarat berdasarkan undang-undang No. 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah. Pilkada DKI Jakarta menjadi wacana yang sangat
besar dalam melaksanakan kompetisi pemilukada, Jakarta sebagai center Indonesia
dengan penduduk yang plural dan rasionalitas tinggi membuat sebagian tokoh
tertarik menjadi calon kepala daerah DKI Jakarta. Basuki Tjahja Purnama (ahok)
Gubernur Jakarta, sekaligus kandidat calon kepala daerah DKI Jakarta selalu
optimis dalam pemilukada ini. Ahok mengatakan bahwa Jakarta sangat tinggi minat
para tokoh-tokoh, politisi, pengusaha dll, untuk menuju DKI 1. Mungkin kita
masih ingat tahun 2012 para tokoh-tokoh yang berasal dari daerah lain, ikut
ambil bagian dalam kompetisi di DKI Jakarta seperti Jokowidodo walikota solo,
Fauzi wibowo gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Hidayat Nur Wahid wakil ketua MPR
RI, Faisal Basri seorang ekonom nasional, dan Alex Noerdin gubernur Sumatera
selatan.
Keadaan
seperti ini menjadikan Jakarta “bak manuver kompetisi” yang diperebutkan
sebagian para tokoh agar Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, manusiawi, dengan kepemimpinan dan
pemerintah yang bersih serta melayani yang merupakan visi-misi Jokowi Ahok saat
bertarung di tahun 2012. Ahok melakukan trobosan-trobosan dalam penataan
pembangunan Jakarta sesuai dengan visi-misinya. Penataan kalijodo, pembersihan
gorong-gorong dan pembenahan pasar-pasar di Jakarta merupakan taktik politik
ahok dalam kompetisi pemilukada DKI Jakarta yang membuat ahok semakin kuat
untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Penantang
Bursa Calon Kepala Daerah DKI sudah
banyak muncul di televisi, media massa, facebook, twitter dll. Hal ini yang
dilihat Ahok bahwa para penantang-penantang sudah menampakkan diri, walaupun
kompetisi pemilukada DKI masih lama lagi 2017. Tetapi Basuki Tjahja Purnama
(Ahok ) bersikap elegan kepada para Calon DKI 1, karena sebagian survei melihat
elektabilitas Ahok sangat tinggi dibandingkan dengan calon lainnya. Kita
ketahui beberapa para penantang Ahok sudah menyiapkan amunisi-amunisi di manuver
medan pertempuran, ada Adhyaksa Dault Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga,
Abraham Lunggana (Haji Lulung) Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Ahmad Dhani Musisi,
Ror Suryo Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Sandiago Hugo pengusaha, Muhammad
Idrus, Yusril Ihza Mahendra dan lainnya. Walaupun masih banyak yang belum
memunculkan diri, tetapi Ahok katakaan di kantor Gubernur Balai Kota “penantang
yang kuat dengan saya pak yusril”, menurut Ahok, yusril yang merupakan pakar
Hukum Tata Negara memiliki reportasi politik yang kuat dan Ahok perlu
amunisi-amunisi yang harus lebih dari pak yusril.
Menurut Pakar Komunikasi Politik,
Prof Tjipta Lesmana Ahok harus berhati-hati dengan para penantangnya tertutama
Yusril Ihza Mahendra yang mempunyai suatu trobosan-trobosan politik. Yusril
adalah Pakar hukum Tata Negara yang mengerti masalah hukum, yusril sudah banyak
menyelesaikan kasus-kasus di pengadilan “yang tidak mungkin menjadi mungkin,
yang mungkin menjadi tidak mungkin”. Jadi pertarungan Yusril dengan Ahok sangat
kuat dan Ahok harus hati-hati, namun Ahok juga harus memiliki taktik-taktik
politik, karena setiap pemilukada sekte-sekte muncul dalam pemilihan baik itu
ras,budaya, agama dll, sedangkan Ahok unsur yang minoritas di DKI Jakarta.
Pengusung
Basuki Tjahja Purnama (Ahok)
menyatakan bahwa dirinya akan maju pemilukada DKI tanpa partai politik dan akan
indepeden. Walaupun sebelumnya partai Nasdem sudah mengajak Ahok bersilaturahmi
dalam merangka mengusung Ahok untuk menuju DKI 1, tetapi kenyataannya Ahok
menolak. Bukan Nasdem saja, Ahok juga membangun komunikasi dengan Ketua Umum
PDI-P Megawati Soekaro Puteri, namun ssyangnya Ahok memberikan harapan palsu
terhadap silturahmi tersebut. Menurut Andreas Pareira Politisi PDI-P “Ahok
tidak berterima kasih dengan PDI-P yang telah mendukung ketika berpasangan
dengan Jokowidodo pada Pilgub DKI Jakarta 2012”. PDI-P telah membangun
komunikasi yang baik dengan Ahok sampai sekarang, namun Ahok memutuskan
komunikasi terhadap PDI-P. Megawati sebagai Ketua Umum sangat kecewa dengan
sikap politik Ahok “ Habis Manis Sepah Dibuang”. PDI-P tetap maju tanpa Ahok,
sekarang ini PDI-P suadah memiliki nama yang akan mereka usung pada pemilukada
DKI. PDI-P memiliki kader yang banyak dan mempunyai elektabilitas dan
popularitas selain Ahok, namun PDI-P belum mengumukan siapa yang menjadi Calon
Gubernur dari PDI-P.
Sikap Ahok mengambil jalur indepeden
untuk tidak terintervensi dengan hal-hal yang lainnya banyak dipuji oleh para
politisi. Pandangan masyarakat kepada para gubernur yang diusung oleh parati
politik sering terjerat kasus politik akibat bagi hasil yang telah dijanjikan
ketika mengusung pasangan calon yang menang. MenurutAnton Medan, Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) “Ahok mengambil
sikap indepeden dalam pemilukada DKI Jakarta untuk tidak bagi-bagi kekuasaan
dengan partai politik”. Kinerja Ahok saat ini dalam membangun infrastruktur
Jakarta baik, tidak intervensi dari pihak lain. Anton bilang bahwa Jakarta
harus dipimpin oleh pemimpin tangguh “jangan lihat siapa yang berbicara, tetapi
lihat apa yang dia bicarakan”. Keyakinan Ahok maju dari independen terkhusus
karena para relawan sahabat ahok, teman ahok. Para relawan mengumpulkan satu
juta e-ktp DKI Jakarta untuk mendukung Ahok, sikap ini yang membuat Basuki
Tjahja Purnama mengusung dirinya untuk berkompetisi dalam pemilukada DKI secara
independensi. Dukungan terhadap Ahok muncul selain relawan ada juga Partai
Solidaritas Indonesia (PSI) yang diketuai oleh Grace Natalie memberikan
dukungannya terhadap Ahok. PSI ikut andil menyuarakan ahok dalam Pilkada DKI,
ada hal yang membuat PSI mendukung Ahok, gaya kepemimpinan, sikap kharismatik
terhadap masyarakat dan pro terhadap pembangunan Jakarta.
Peluang
Salah satu bakal calon Gubenur DKI
Jakarta Muhammad Sanusi, yang sangat mengapresiasi sikap Ahok untuk maju
pemilukada secara independen, karena Pak Ahok menghargai kerja keras teman Ahok.
Sistem Pemerintahan Daerah itu ada legislatif dan eksekutif. Azas demokrasi
kendaraan idealnya partai politik meski independen memungkinkan, namun peluang
independen di Jakarta sangat kecil. Pengamat Politik Universitas Paramadina,
Hendri Satrio mengatakan keputusan Ahok maju melalui independen hanya strategi politik menjelang pilgub DKI 2017.
Hendri menjelaskan, secara kasat mata memang terlihat seperti deparpolisasi.
Namun bila dilihat dari kacamata politik, ini
merupakan strategi Ahok untuk menarik ulur minat partai politik menggandeng
dirinya. Semakin dekat deadline pemilu DKI, semakin tinggi daya tawar Ahok
terhadap partai politik, maka popularitas Ahok semakin tinggi dan akhirnya Ahok
bisa mengatur partai politik. Ahok memiliki strategi politik untuk menangkap
sinyal-sinyal yang diberikan oleh partai lain. Ditambah lagi isu yang di buat
oleh Nasdem yang mendukung Ahok tanpa ada intervensi dan syarat yang mutlak.
Bila ini terjadi dalam strategi politik Ahok maka para bakal calon pemilukada
DKI lainnya tidak ada tandingannya dengan Ahok.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar